Selasa, 24 Juli 2012
Filsafat Ilmu dari Masa ke Masa
Sebagaimana biasanya, kuliah filsafat ilmu untuk pertemuan kedua kali ini dimulai pukul 07.30 WIB. Pagi ini telah dijanjikan sebelumnya bahwa disetiap pertemuan kuliah filsafat ilmu pak Marsigit senantiasa memberikan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana perkembangan mahasiswa program Pascasarjana Pendidikan Matematika P2TK ini dalam memahami filsafat ilmu. Diharapkan selama satu minggu mahasiswa belajar secara individu untuk memahami lebih mendalam lagi materi yang berkaitan dengan mata kuliah ini. Mahasiswa dianjurkan untuk membaca elegi yang telah ditulis pak Marsigit dalam blognya.
Selama kurang lebih satu jam pre tes dilaksanakan dan dalam waktu itu pula penilaian dilakukan. Jauh dari harapan memang, kali ini kami, para mahasiswa, mendapatkan nilai yang sangat buruk. Kemungkinan karena kami terlalu sombong untuk tidak mau belajar ataupun membaca materi yang berkaitan dengan filsafat ilmu, begitulah menurut pak Marsigit yang juga mengevaluasi hasil kerja mahasiswa selam satu minggu ini dalam hal membaca elegi dan memberikan komentar terhadap elegi-elegi yang telah dibaca. Ada hubungan linear antara hasil tes yang kami peroleh dengan hasil komentar yang kami kirimkan ke blog pak Marsigit. Begitulah kiranya, motivasi kami untuk mengikuti kuliah masih begitu rendah.
Setelah kami mengetahui hasil belajar kami selama satu minggu ini, pak Marsigit memberikan beberapa feedback yang intinya semua hasil yang diperoleh tentu saja sesuai dengan jerih payah dan usaha yang kami lakukan. Kemudian kuliah pun dilanjutkan dengan penjelasan mengenai perkembangan filsafat ilmu. Sebelum pemberian materi dimulai, tidak lupa tempat duduk kami atur sedemikian rupa sehingga setiap mahasiswa memiliki kesempatan yang sama untuk belajar. Kursi dalam ruangan diatur melingkar dan diharapkan kami duduk dalam posisi yang setingkat.
Motivasi untuk kami kembali disampaikan oleh pak Marsigit sebelum kuliah dimulai. Kami seharusnya mencari ilmu dengan iklhas, bahkan jangan sampai berpura-pura iklhas karena hal itu tidak akan mendatangkan hasil. Sifat sombong harus dibuang jauh-jauh karena kesombongan merupakan musuh besar belajar filsafat ilmu. Filsafat ilmu mula-mula berasal dari filsafat alam atau dapat dikatakan sebagai filsafat pertama. Para filsuf mulai mempertanyakan tentang awal mula terentuknya alam. Mereka memiliki pendapat yang berbeda-beda tentang terbentuknya alam ini, ada yang berpendapat bahwa alam terbuat dari air yaitu Thalles dan menurut Democritus alam terbuat dari atom-atom. Semua ini bermula dari filsafat Yunani kuno.
Kemudian filsafat berkembang hingga disebut filsafat tengah atau filsafat pada jaman kegelapan. Demikian terus perkembangan filsafat tiada berhenti dan pada masa modern ini (diawali pada abad 17) filsafat disebut filsafat kontemporer. Sedangkan filsafat kedua adalah filsafat diri sendiri atau filsafat manusia, yaitu mengenai etika dan estetika.
Filsafat ilmu pada dasarnya mempelajari sesuatu dibalik penampakan yang disebut dengan metafisik. Contohnya dalam segelas air, seorang filsuf mampu memikirkan bukkan sekedar gelas yang berisi air, namun jauh mendalam dari itu. Filsuf memikirkan tentang apa saja yang ada dibalik segelas air tersebut. Contoh lain adalah ketika kita memikirkan sebuah kacamata, maka pertanyaan mengapa memakai kacamata atau untuk apakah sebuah kacamata merupakan pertanyaan metafisik yang menanyakan tentang sesuatu dibalik kacamata. Sedangkan di dalam penampakan itu sendiri terdapatlah suatu hakekat.
Perkembangan filsafat ilmu telah dimulai pada abad I yaitu setelah kelahiran Yesus Kristus, dimana filsafat ilmu berkembang di gereja. Kebenaran saat itu hanya berasal dari gereja. Hingga sampai pada abad V dimana Copernicus melakukan sebuah revolusi tentang pendapatnya bahwa pusat tata surya bukanlah bumi melainkan matehari. Hal ini tentu saja sangatlah ditentang oleh kaum gereja yang memiliki pendapat yang kontradiksi dengan pendapat Copernicus tersebut.
Barulah di abad XVII, muncul filsafat modern/kontemporer dimana ada dua aliran yang disebut sebagai sungai ideal (dengan tokoh Plato) dan sungai empirik (dengan tokoh Aristoteles).
Istilah kebenaran dalam filsafat:
1.Monoisme yaitu kebenaran adalah tunggal yaitu mengenai Ketuhanan.
2.Pluralisme yaitu kebenaran adalah banyak.
3.Subyektivisme yaitu yang benar adalah diriku.
4.Spiritual yaitu yang benar adalah hatiku.
5.Transenden yaitu kepenaran para dewa.
6.Material yaitu kebenaran di dalam batu.
Pengertian matematika menurut para ahli:
1.Thales, matematika bukalah ilmu alam.
2.Plato, matematika bersifat abstrak, sedangkan yang konkrit adalah contoh dari matematika.
3.Pythagoras, angka mengatur alam.
4.Aristoteles, matematika membangun pengetahuan, yang tersusun atas proporsi-proporsi, silogisme dan tidak berkesudahan atau infinite regress. Menurut Aristoteles, matematika berlandaskan pada postulat dan aksioma.
5.Euclide, menyatakan bahwa metode yang digunakan dalam matematika adalah deduksi.
6.Bacon, Locke, Berkely, dan Hume, matematika bersifat empiris.
7.Rene Decartes, matematika yang utama adalah geometri.
8.Immanuel Kant, matematika bersifat sintetik a priori (sintetik = sifat benda konkrit; a priori = pemikiran manusia).
9.Godel, matematika itu jika lengkap maka tidak konsisten, dan jika konsisten maka tidak lengkap.
Refleksi Kuliah Kedua Filsafat Ilmu
Dosen pengampu Dr. Marsigit
Senin, 23 Juli 2012
07.30 – 10.00 WIB
Ruang 102 gedung lama Program Pascasarjana UNY
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar