Kamis, 19 Juli 2012

Banyaknya Definisi Filsafat Ilmu Kuliah pagi ini dimulai pukul 07.30 WIB di ruang 102 gedung lama program Pascasarjana UNY. Mata kuliah yang saya terima di hari Senin ini adalah Filsafat Ilmu. Sudah terbanyang oleh saya bahwa dalam kuliah ini pasti pikiran para mahasiswa akan terbawa melayang hingga ke atas awan. Artinya, menurut saya, akanlah sangat sulit untuk memahami materi yang dipelajarai dalam mata kuliah ini. Tepat pada waktunya Pak Marsigit memasuki ruang belajar yang telah ditentukan. Berdoa, lalu perkuliahan pun dimulai. Di awal perkuliahan beliau mengatur tempat duduk para mahasiswa untuk diatur sedemikian rupa sehingga setiap mahasiswa memiliki kesempatan yang sama dalam mengikuti perkuliahan. Termasuk posisi beliau yang berada sejajar dengan barisan mahasiswa. Sekarang kursi telah diatur melingkar dan semuanya dapat melihat satu dengan yang lain secara jelas. Inilah salah satu cara Pak Marsigit membuat pembelajaran menjadi lebih menarik, dan berksud agar mahasiswa menjadi lebih aktif. Semua mahasiswa duduk dengan rapi di tempat masing-masing. Dan perkuliahan benar-benar siap dimulai. Pak Marsigit menyampaikan kepada seluruh mahasiswa bahwa kuliah filsafat ilmu tidak sama dengan kuliah matematika pada umumnya. Bedanya adalah bahwa dalam kuliah matematika, mahasiswa akan semakin memahami dengan jelas jika mereka terus mempelajarinya, hal demikian tidak akan terjadi dalan mempelajari filsafat ilmu. Mengapa? Jawaban dengan mudah dapat saya tebak sesuai dengan pengertian awal saya bahwa belajar filsafat ilmu akan membuat mahasiswa semakin tidak jelas jika mereka semakin mempelajarinya. Demikianlah benar adanya seperti yang diucapakan oleh Pak Marsigit di awal pertemuan ini (sambil tertawa, diikuti oleh gelak tawa mahasiswa). Saya cukup menyadari bahwa sebenarnya Pak Marsigit telah berusaha membawa filsafat ilmu ke dalam bahasa-bahasa ringan supaya para mahasiswa dengan mudah dapat mencerna materi yang diberikan. Namun rupanya hal ini juga masih kurang membantu mahasiswa untuk mengerti, termasuk diri saya sendiri. Istilah elegi digunakan dalam banyak tulisan Pak Marsigit (http://powermathematics.blogspot.com), elegi adalah kata kiasan untuk filsafat. Ada aturan penilaian dalam kuliah selama satu semester ke depan, yang pertama adalah penilaian dari tes jawab singkat pada setiap pertemuan. Kedua, menuliskan comment pada elegi yang dituliskan di http://powermathematics. blogspot.com, dimana setiap comment yang masuk akan secara otomatis terhitung sebagai nilai individu melalui e-mail marsigitina@yahoo.com. Ketiga adalah membuat blog yang didaftarkan sebagai follower dari http://powermathematics. blogspot.com. Adapun ketentuan mengenai blog tersebut adalah berisi refleksi perkuliahan yang telah dilalui. Dalam setiap pertemuan perkuliahan mahasiswa wajib membuat sebuah refleksi dan mengumpulkan print out dari refleksi tersebut pada pertemuan berikutnya. Bagian akhir dari refleksi harus selalui dituliskan beberapa pertanyaan yang tidak ditentukan temanya. Mahasiswa bebas menyampaikan pertanyaan apa saja di dalam refleksinya. Menurut Pak Marsigit permulaan belajar adalah dengan menyampaikan pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari dalam diri mahasiswa. Filsafat digambarkan dalam diagram berikut: Filsafat umum -> Filsafat ilmu -> Filsafat matematika -> Filsafat pendidikan -> Filsafat pendidikan matematika Beberapa definisi filsafat disampaikan dalam perkuliahan ini. Definisi 1. Filsafat mempelajari segala sesuatu ‘dalam sedalam-dalamnya, luas seluas-luasnya, dan sesampai-sampainya akal pikiran manusia’. Definisi 2. Filsafat adalah olah pikir, ada juga mengatakan olah rasa. Di dunia ini ada kaum fatal, yaitu orang-orang yang hanya memikirkan 100% kehidupan akherat saja. Sedangkan yang lain ada juga yang disebut kaum fital, yaitu orang-orang yang hanya memikirkan 100% kehidupan duniawi. Sebenarnya yang terbaik adalah keseimbangan yang seimbang antara pemikiran dunia dan akherat. Definisi 3. Filsafat adalah pikiran para filsuf. Dalam berfilsafat terdapat tiga pilar yang mesti dipenuhi, yaitu hakikat (ontologi), metodologi (epistimologi: filsafat ilmu), dan value (aksiologi: manfaat, etik, estetika). Definisi 4. Hidup adalah kontradiktif (dalam pikiran manusia: normatif). 1) identitas: dirinya = diri sendiri, dan 2) kontradiksi (jika bukan identitas). Definisi 5. Filsafat adalah refleksi, melihat diri sendiri. Tiadalah orang berfilsafat jika dia tidak bisa merefleksi. Maka berfilsafat adalah tingkat berpikir yang paling tinggi karena merefleksi. Definisi 6. Filsafat adalah ilmu tentang aturan-aturan. Namun sebenarnya filsafat itu tidak beraturan. Selain beberapa definisi, disampaikan pula beberapa adab dalam tata cara filsafat. Adab 1. Semua kembali kepada Tuhan (spiritural). Adab 2. Penghambat filsafat ilmu adalah kesombongan (menutup diri) artinya tidak menerima saran dari orang lain. Adab 3. Prinsip berfilsafat adalah membangun hidup. Adab 4. Ilmu dimulai dengan pertanyaan. Filsafat adalah pertanyaan. Adab 5. Kesadaran bahwa filsafat itu adalah isi sekalian wadah. Wadah dan isi tersebut disebut sebagai objek filsafat, wadah sebagai objek formal dan isi sebagai objek material. Adab 6. Bahasa filsafat adalah bahasa analog (bahasa hati). Adab 7. Dalam filsafat bukan jawaban yang dikehendaki, melainkan penjelasan. Filsafat sebenar-benarnya tidak lain dan tidak bukan adalah penjelasan. Adab 8. Filsafat itu ada dalam ruang dan waktu. Adab 9. Filsafat menembus ruang dan waktu, gunanya agar dapat berfikir kritis, dan ternyata tidak ada manusia yang mampu mengetahui dirinya sendiri. Adab 10. Kontradiksi adalah awal dari pada ilmu. Jikalau engkau ingin mencari ilmu siapkan pikiranmu di dalam kontradiksi. Jangan biarkan hatimu di dalam kontradiksi, jika ada kontradiksi di dalam hatimu senyatanya adalah seekor syaitan. Dari penjelasan yang telah diuraikan dalam kuliah dan dirangkum ulang. Sebagai refleksi, saya merasa bahwa diri saya masih belum bisa memahami betapa makna “filsafat ilmu” dapat dijabarkan dalam definisi-definisi yang begitu banyak. Pada akhirnya timbul beberapa pertanyaan yang perlu saya tuliskan pada bagian akhir dari refleksi ini. 1. Dikatakan bahwa filsafat adalah ilmu tentang aturan-aturan. Namun sebenarnya filsafat itu tidak beraturan. Apa maksud sari kedua kalimat ini? 2. Belajar dimulai dari pertanyaan, kadang saya merasa bahwa saya tidak tahu apa yang harus ditanyakan ketika saya sedang merasa belajar. Apakah ada masalah dalam cara belajar saya? 3. Bagaimana langkah yang terbaik bagi saya dan mahasiswa yang lain agar dapat dengan mudah menyerap materi-materi yang disampaikan dalam mata kuliah filsafat ilmu? Terus terang saya sulit untuk mengikuti alur berpikir dalam perkuliahan ini. Beberapa hal begitu membingungkan saya, sehingga membuat saya semakin tidak mengerti. 4. Mengapa manusia begitu sulit untuk melihat dirinya sendiri? Apakah hal ini termasuk kesombongan atau kelemahan? 5. Jika dalam filsafat tidak menghendaki jawaban, maka tidaklah ada benar atau salah dalam filsafat. Apakh pernyataan saya ini benar? Refleksi Kuliah Perdana Filsafat Ilmu Dosen pengampu Bapak Marsigit Senin,16 Juli 2012 07.30 – 10.00 WIB Ruang 102 gedung lama Program Pascasarjana UNY Nama : Erni Ayda NIM : 12709259019 Pendidikan Matematika P2TK - PPs UNY

Tidak ada komentar:

Posting Komentar